Al Quran Terjemahan

Biografi Ronald Victor Courtenay Bodley


Ronald Victor Courtenay Bodley Ronald Victor Courtenay Bodley, MC (lahir 3 Maret 1892 – meninggal 26 Mei 1970 pada umur 78 tahun) adalah seorang penulis, jurnalis dan perwira British Army. Lahir dari orangtua Inggris di Paris, ia tinggal di Perancis sampai berusia sembilan tahun, sebelum masuk Eton College dan kemudian Royal Military College, Sandhurst. Ia ditempatkan di King's Royal Rifle Corps dan bertugas pada Perang Dunia Pertama. Setelah perang, ia menjalani tujuh tahun di gurun Sahara, dan kemudian menjelajahi Asia. Bodley menulis beberapa buku tentang perjalanannya. Ia dianggap salah satu penulis Inggris paling menonjol tentang Sahara, serta salah satu sumber informasi barat utama tentang Mandat Pasifik Selatan.

Bodley pindah ke Amerika Serikat pada 1935, dimana ia bekerja sebagai penulis naskah. Ia bergabung lagi dengan British Army saat Perang Dunia Kedua pecah dan dikirim ke Paris untuk bekerja pada Kementerian Informasi. Ia kemudian berimigrasi ke Amerika Serikat, dimana ia masih bekerja sebagai penulis dan juga penasehat untuk Jawatan Informasi Perang Amerika Serikat.

Kehidupan awal dan Perang Dunia Pertama
Bodley lahir di Paris pada 3 Maret 1892 dari pasangan PNS dan penulis John Edward Courtenay Bodley dan Evelyn Frances Bodley (née Bell). Ia adalah anak sulung dari tiga bersaudara; saudaranya Josselin dan saudarinya Ava masing-masing lahir pada 1893 dan 1896. Orangtuanya bercerai pada tahun 1908. Bodley adalah keturunan dari diplomat dan cendekiawan Sir Thomas Bodley, pendiri Perpustakaan Bodleian, dan , melalui ibunya, sepupu dari Gertrude Bell, seorang penulis dan arkeolog yang membantu mendirikan dinasti-dinasti Hashemite. Ia tinggal di Perancis dengan orangtuanya sampai ia berusia sembilan tahun. Kakeknya memiliki sebuah istana Turki di Algiers, yang sering dikunjungi Bodley pada masa kecil.

Bodley dididik di sebuah Lycée di Paris sebelum dikirim ke Eton College dan kemudian ke Royal Military College, Sandhurst. Bodley menunjukan peminatannya sebagai penulis; ia menulis puisi di Eton dan untuk sebuah majalah kadet di Sandhurst. Dari Sandhurst, ia ditempatkan dalam King's Royal Rifle Corps sebagai letnan kedua pada September 1911. Ia menjalani tiga tahun dengan bertugas dalam sebuah resimen di India Britania dimana ia mulai menulis dan bermain drama. Perwira komandannya sempat menyatakan "Drama-drama itu menggelikan. Kau bisa menjadi sebuah ketonjolan dari resimen dan semua itu, namun kau bergabung dalam ketentaraan untuk menjadi prajurit atau komedian?" Tak lama setelah Perang Dunia Pertama pecah, dan Bodley dikirim ke Front Barat selama empat tahun. Ia terluka beberapa kali, termasuk oleh gas beracun. Pada usia 26 tahun, ia diberi pangkat letnan kolonel dan komando batalion. Ia diangkat menjadi asisten atase militer untuk Paris pada 15 Agustus 1918, dan menghadiri Konferensi Perdamaian Paris 1919. Apa yang ia dengar disana dikabarkan membuatnya merasakan bahwa ia dan jutaan prajurit lainnya telah bertarung tanpa hasil;[3] ia kemudian menyatakan bahwa "para politikus penyendiri melapisi perendahan untuk Perang Dunia Kedua – setiap negara berebut semuanya untuk dirinya sendiri, menciptakan antagonisme nasional, dan membangkitkan intrik rahasia."[ Tak senang dengan militer, Bodley terdorong berkarir politik  atas nasehat Perdana Menteri, David Lloyd George.

Gertrude Bell mengenalkan Bodley dengan T. E. Lawrence. Bodley bertemu Lawrence pada suatu hari di luar Konferensi Perdamaian Paris dan berkata kepadanya tentang tujuannya beralih ke politik, Lawrence menanggapinya dengan geram, menyebutnya bodoh dan pengkhianat. Saat ia menjawab bahwa ia tak memiliki pilihan lain saat perang terakhir dan menanyai apa yang ia lakukan, Lawrence berkata "Pergi tinggal dengan bangsa Arab." Bodley menyatakan ketakjubannya dengan Lawrence, yang memberikannya "kurang dari 200 detik" untuk mengubah hidupnya. Ia berniat mengikuti langkahnya, dan dengan simpanan £300 dan tanpa pemasukan tambahan, ia hidup di Sahara. Teman-temannya memberikannya sebuah pesta. Mereka semua sepakat agar ia akan kembali dalam enam pekan ia singgah di Sahara selama tujuh tahun

Perjalanan di sepanjang Sahara dan Asia
Bodley menjalani tujuh tahun di gurun Sahara dengan tinggal bersama sebuah suku nomaden Bedouin. Ia membeli sekawanan domba dan kamping dan dipakai sebagai sumber pemasukan. Ia mengangkat 10 gembala untuk mengurusi ternak-ternaknya, dan secara konsisten meningkatkan 120% atas investasinya. Ia mengenakan busana Arab, berbicara dalam bahasa Arab, mempraktikan kepercayaan Muslim dan menjauhkan diri dari alkohol; Bodley masih tidak menjadi peminum setelah meninggalkan Sahara. Ia meninggalkan suku tersebut atas nasehat pemimpinnya, yang berkata kepadanya agar tak terus menerus hidup sebagai orang Arab. Pada 1927, ia menulis Algeria from Within, setelah dibujuk untuk melakukannya oleh penerbit Michael Joseph. Buku tersebut berdasarkan pada pengalamannya saat tinggal di Aljazair Perancis. Kesuksesan buku tersebut sangat menaikkan ekspektasinya, mendorongnya untuk melanjutkan penulisan. Novel pertamanya, Yasmina, diterbitkan setahun kemudian; karya tersebut terjual ludes dan dicetak ulang. Novel berikutnya, Opal Fire, yang diterbitkan pada tahun berikutnya, meraih kegagalan komersial, namun tak menghalanginya dari melanjutkan penulisan. Bodley menganggap masanya di Sahara sebegai "tahun-tahun berisi dan paling damai" dari kehidupannya. Ia dianggap menjadi salah satu penulis Inggris paling menonjol di Sahara.

"Salah satu penekanan terkuat yang aku dapatkan saat aku tinggal dengan orang-orang Arab, adalah 'kesehari-harian' dari Allah. Ia mengatur tata cara makan mereka, perjalanan mereka, usaha mereka, kecintaan mereka. Ia merupakan pemikiran berjam-jam mereka, teman dekat mereka, dalam sebuah cara yang tak mungkin orang-orang yang Allah pisahkan dari mereka melalui ritus-ritus sembahyang formal."

Ronald Bodley saat menulis tentang kehidupannya di Sahara
Setelah meninggalkan Sahara, Bodley menjalani tiga bulan di Jawa dengan bekerja di penanaman teh, sebelum datang ke Tiongkok dan Jepang Kesuksesan Algeria from Within membuat kemudahan baginya untuk meraih pekerjaan sebagai jurnalis di Asia. Ia menjadi koresponden asing untuk The Sphere di London dan The Advertiser di Australia. Bodley adalah salah satu dari beberapa orang barat yang diberi akses ke Mandat Pasifik Selatan oleh Jepang pada 1930an, dan ia dikutip sebagai salah satu sumber informasi utama tentang kawasan tersebut pada masa itu. Mandat Pasifik Selatan terdiri dari kepulauan di utara Samudera Pasifik yang telah dimasukkan ke kekaisaran kolonial Jerman sampai diduduki oleh Jepang pada Perang Dunia I; Jepang memerintah kepulauan tersebut di bawah mandat Liga Bangsa-Bangsa. Seperti orang-orang barat lainnya yang diijinkan untuk mendatangi kawasan tersebut, ia mengabarkan bahwa tak ada bukti bahwa Jepang memiliterisasikan kawasan tersebut. Gerak-gerik Bodley "secara hati-hati dikoreografikan" oleh Kementerian Luar Negeri Jepang. Ia menulis tentang pengalamannya dan dicantumkan dalam buku tahun 1934 The Drama in the Pacific, berkata bahwa "dengan benar-benar mengunjungi setiap pulau … Aku menyatakan bahwa tak ada yang dilakukan untuk mengubah tempat apapun menjadi sebuah pangkalan angkatan laut". Dalam buku buatannya yang dibuat pada tahun 1998 berjudul Nan'yo: the Rise and Fall of the Japanese in Micronesia, 1885–1945, Mark Peattie menyatakan bahwa meskipun Bodley dan para penulis lainnya dapat dianggap benar, militerisasi kawasan tersebut merupakan hal kompleks dan terjadi dalam beberapa tahap. Bodley merupakan penumpang dari kapal Shizuoka Maru saat kapal tersebut tenggelam di sebuah karang di utara Yap pada April 1933. Kapal tersebut hilang, meskipun tak menelan korban. Bodley ditawari sebuah pekerjaan mengajar bahasa Inggris di Universitas Keio, dan dijalankan selama sembilan bulan; ia menulis tentang pengalaman tersebut dalam buku buatannya yang dibuat pada tahun 1993 berjudul A Japanese Omelette. Bodley dan profesor Keio Eishiro Hori memberikan catatan-catatan dalam versi buku pelajaran Jepang tahun 1934 dari Round the Red Lamp karya Arthur Conan Doyle, dan pada 1935, Bodley menerbitkan sebuah biografi dari Tōgō Heihachirō.

Kehidupan selanjutnya
Pada 1935, Bodley pindah ke Amerika Serikat untuk bekerja sebagai penulis naskah, meninggalkan Jepang menumpangi Chichibu Maru. Pada Oktober 1936, Bodley diminta oleh Charlie Chaplin untuk mengadaptasi novel D. L. Murray Regency ke dalam sebuah film fitur. Ini adalah pertama kalinya Chaplin meminta seseorang untuk menulis sebuah naskah; ia sebelumnya menulis naskah-naskahnya sendiri. Bodley mengerjakannya pada Januari 1937, dan menyelesaikan karyanya pada bulan Maret, namun Chaplin meninggalkan naskah tersebut pada akhir Mei, dalam rangka proyek lainnya yang ia kerjakan. Bodley juga mengerjakan naskah untuk film tahun 1938 A Yank at Oxford. Di Amerika Serikat, Bodley, dikenal teman-temannya dengan sebutan "Ronnie" dan sering disebut dalam pers sebagai Bodley dari Arabia.

Saat Perang Dunia Kedua meletus, Bodley bergabung kembali dengan King's Royal Rifle Corps dan diberi pangkat mayor. Dianggap terlalu tua untuk layanan aktif dalam infanteri, ia dikirim untuk bekerja pada Kementerian Informasi di Paris. Ia berada di Paris saat pasukan Jerman menginvasi pada Mei 1940. Menurut sampul belakang bukunya The Soundless Sahara, setelah kejatuhan Perancis, ia bekerja di luar sorotan Jerman sampai ia berada di bawah naungan Gestapo, kemudian kabur ke Pyrenees. Sebuah artikel jurnal biografi tahun 2013 tentang Bodley karya William Snell dari Universitas Keio tak membuat pernyataan soal pekerjaan atau pelarian tersebut, dan sebagai gantinya berkata bahwa Bodley singgah dengan ibu dan ayah tirinya di dekat Bayonne setelah invasi. Menurut Snell, setelah ibu dan ayah tirinya menolak untuk pergi, Bodley dan tiga orang Inggris lainnya memasuki Spanyol memakai mobil, dengan bantuan seorang teman Bodley yang bekerja di kedubes Inggris di Madrid. Snell menyinggung dalam artikelnya dengan berkata bahwa meskipun kehidupan Bodley diisi petualangan, ia mendramatisasikannya berkali-kali. Bodley pulang ke Amerika Serikat melalui Portugal. Setelah ia pulang, ia berfokus pada karier dalam menulis dan berceramah. Bodley melakukan isolasi penuh dalam rangka menulis sebuah buku, menjalani sekitar sepuluh pekan untuk menyelesaikan karyanya. Ia menulis beberapa bukunya di York Harbor, Maine. Bodley kemudian memberikan ceramah saat berkeliling Amerika Serikat, berpidato di hampir setiap negara bagian dan menyebut dirinya sendiri sebagai "Kolonel" atau "Mayor". Mencapai usia mandat untuk pensiun, ia berhenti menjadi anggota British Army pada 3 Maret 1943. Pada 1944, ia menjadi warga negara AS dan menjadi penasehat bagian Arab dari Kantor Informasi Perang AS.

Pada 1944, Bodley menerbitkan Wind in the Sahara. Pada 1949, buku tersebut berada dalam edisi ketujuhnya dan telah diterjemahkan dalam delapan bahasa berbeda. Pada 1945, ia menulis novel satir The Gay Deserters, yang terinspirasi oleh pelariannya dari tentara Jerman.[8] Karya tersebut telah meraih sambutan;  Robert Pick dari Saturday Review menyatakan "ini bahkan bukanlah humor secara keseluruhan". Bodley kemudian berkata bahwa bakat-bakatnya sebagai penulis awam dalam non-fiksi, menambahkan bahwa "beberapa novel dan beberapa drama telah [ia] tulis, empat diterbitkan dan dua diproduksi, dan semuanya gagal untuk meraih peminatan apapun." Ia menulis sebuah esay berjudul I Lived in the Garden of Allah, yang tercantum dalam buku bantuan diri tahun 1948 buatan Dale Carnegie berjudul How to Stop Worrying and Start Living. Pada 1953, ia menulis The Warrior Saint, sebuah biografi tentang Charles de Foucauld. John Cogley dari The New York Times berkata bahwa Bodley telah "menulis rapi, bersyair dan sejalan dengan catatan" dari kehidupan Foucauld. Pada 1955, ia menulis buku bantuan diri setengah-autobiografi In Search of Serenity. Elsie Robinson dari The Index-Journal dan Phyllis Battle dari Tipton Tribune memberikan ulasan positif, dengan Robinson menyebutnya "sebuah keharusan bagi setiap jiwa keras". Buku berikutnya dan terakhir, The Soundless Sahara, diterbitkan pada 1968; menurut sampul belakang buku tersebut, ia menjalani sebagian tahun-tahunnya tinggal di Massachusetts, dan sisanya di Inggris atau Perancis. Ia memberikan informasi untuk buku The Secret Lives of Lawrence of Arabia, karya Phillip Knightley dan Colin Simpson, yang diterbitkan oleh Thomas Nelson pada 1969. Ia wafat pada 26 Mei 1970 di sebuah rumah perawatan di Bramley, Surrey.

Kehidupan pribadi
Bodley menikahi Ruth Mary Elizabeth Stapleton-Bretherton pada 30 April 1917[36] meskipun sering ditinggalkan. Mereka memiliki satu putra, Mark Courtenay Bodley, yang lahir pada 22 Mei 1918. Istrinya memutuskan untuk bercerai atas dasar bahwa Bodley melakukan perzinahan dan sering minum-minum. Ia tidak menentang petisi tersebut dan perceraian berakhir pada 8 Jini 1926. Dalam memori tahun 1931-nya Indiscretions of a Young Man, Bodley berkata bahwa pernikahan tersebut adalah sebuah "tindakan sial" yang "membuat orang yang sangat muda menghiraukan nasehat orangtua mereka." Pada 1927, ia menikahi Beatrice Claire Lamb asal Australia, yang ia temui saat berkunjung ke Afrika Utara. Ia menceraikannya sekitar tahun 1939. Putra Bodley, yang menjadi letnan dalam Royal Armoured Corps, tewas dalam aksi di Libya pada 1942; Wind in the Sahara didedikasikan untuknya. Pada November 1949, Bodley menikahi janda Amerika Harriet Moseley; menurut The Soundless Sahara, yang diterbitkan pada 1968, mereka masih berumah tangga. Menurut William Snell, sangat sedikit informasi tentang masa akhir hidupnya, namun ia meyakini bahwa kehidupan rumah tangga Bodley dengan Moseley berakhir dalam perceraian tak lebih dari tahun 1969.

Penghargaan
Bodley dianugerahi Military Cross dalam Birthday Honours 1916. Ia dianugerahi Croix de Chevalier dari Legion d'Honneur oleh Presiden Perancis pada 1919, dan diangkat menjadi Perwira Ordre de l'Étoile Noire pada 1920, Perwira Kesatria Ordo Mahkota oleh Ferdinand dari Rumania pada 1920, dan Ordo Wen-Hu (Kelas 4) oleh Republik China pada 1921.

Sumber Wikipedia Indonesia

Artikel Terkait :